Kelak, Ingin Kembali Lagi Ke Dunia (Orang Kafir, muslim yang lalai Dan Penghuni Surga)
Kita yang masih di dunia, maka mari kita manfaatkan sebaik-baiknya dunia sebagai ladang akhirat (terutama diri kami pribadi), karena kelak hampir semuanya meminta dan berangan-angan kembali lagi ke dunia.
Orang kafir ingin kembali lagi ke dunia
Orang-orang kafir berkata kelak ketika telah masuk ke neraka,
رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ
“Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” (AL-Mukminun: 107)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
ولما كانت رحمة الله للكافر رحمة خاصة في الدنيا فقط فكأنها لا رحمة لهم، لأنهم في الآخرة يقول تعالى لهم إذا سألوا الله أن يخرجهم من النار وتوسلوا إلى الله تعالى بربوبيته واعترافهم على أنفسهم: ]ربنا أخرجنا منها فإن عدنا فإنا ظالمون [المؤمنون: 107
“Rahmat Allah bagi orang kafir adalah rahmat yang bersifat khusus di dunia saja, seolah-olah tidak ada rahmat bagi mereka. Karena di akhirat kelak Allah Ta’ala berkata kepada mereka (orang kafir) tatkala mereka meminta kepada Allah agar mengeluarkan mereka dari neraka dan bertawassul dengan rububiyah serta pengakuan atas (kesalahan mereka), “Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”[1]
Dan Allah Ta’ala membalas perkataan orang kafir,
قَالَ اخْسَؤُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ
“Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.” (Al-Mukminun: 108)
Syaikh Andurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,
وهم كاذبون في وعدهم هذا، فإنهم كما قال تعالى: {وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ} ولم يبق الله لهم حجة، بل قطع أعذارهم، وعمرهم في الدنيا، ما يتذكر فيه [من] المتذكر، ويرتدع فيه المجرم، فقال الله جوابا لسؤالهم: {اخْسَئُوا فِيهَا وَلا تُكَلِّمُونِ} وهذا القول – نسأله تعالى العافية- أعظم قول على الإطلاق يسمعه المجرمون في التخييب، والتوبيخ، والذل، والخسار، والتأييس من كل خير، والبشرى بكل شر، وهذا الكلام والغضب من الرب الرحيم
“Mereka orang-orang kafir berdusta dengan janji mereka bahkan Allah membantah udzur-udzur mereka. Selama umur mereka di dunia mereka tidak termasuk orang-orang yang mengambil pelajaran dan tidak jera dengan perbuatan mereka. Maka Allah menjawab permintaan mereka,’ Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku’, perkataan ini –kita memohon keselamatan darinya- adalah perkataan yang paling keras -secara mutlak- yang didengar oleh pelaku dosa/kekafiran berupa celaan, hinaan, kerugian dan jauh dari kebaikan serta pemberitaan atas semua keburukan. Ini adalah ucapan kemurkaan dari Rabb yang maha pengasih.”[2]
Muslim yang lalai minta dikembalikan ke dunia
Allah Ta’ala berfirman,
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (٩٩)لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (١٠٠)
“Hingga apabila telah datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.” (Al Mukminun: 99-100)
Ibnu Katsir Rahimahullah menafsirkan,
يخبر تعالى عن حال المحتضر عند الموت، من الكافرين أو المفرطين في أمر الله تعالى، وقيلهم عند ذلك، وسؤالهم الرجعة إلى الدنيا، ليصلح ما كان أفسده في مدة حياته
“Allah Ta’ala menceritakan keadaan orang kafir dan orang-orang yang meremehkan perintah Allah Ta’ala, ucapan mereka ketika itu adalah permintaan kembali ke dunia agar memperbaiki apa yang mereka rusakkan/lalaikan selama hidup”[3]
Penghuni surga yang mati syahid ingin kembali lagi ke dunia
Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
مَا أَحَدٌ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَلَهُ مَا عَلَى الْأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا الشَّهِيدُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنْ الْكَرَامَةِ
“Tidak seorangpun yang masuk surga namun dia suka untuk kembali ke dunia padahal dia hanya mempunyai sedikit harta di bumi, kecuali orang yang mati syahid. Dia berangan-angan untuk kembali ke dunia kemudian berperang lalu terbunuh hingga sepuluh kali karena dia melihat keistimewaan karamah (mati syahid).”[4]
Ibnu Batthal rahimahullah berkata,
هذا الحديث أجل ما جاء فى فضل الشهادة والحض عليها والترغيب فيها، وإنما يتمنى أن يقتل عشر مرات والله أعلم لعلمه بأن ذلك مما يرضى الله ويقرب منه؛ لأن من بذل نفسه ودمه فى إعزاز دين الله ونصرة دينه ونبيه، فلم تبق غاية وراء ذلك وليس فى أعمال البر ما تبذل فيه النفس غير الجهاد
“Hadits ini temasuk yang paling agung mengenai keutamaan mati syahid dan pengkhususan serta motivasi. Mereka berangan-angan agar terbunuh sampai sepuluh kali karena mereka mengetahui hal tersebut diridhai Allah dan bisa mendekatkan diri kepada-Nya. Karena ini bentuk penghinaan diri dalam rangka menegakkan dan menolong agama Allah maka tidak ada lagi puncak selain jihad dan tidak ada amal kebaikan yang lain (yang lebih) berupa penghinaan diri selain jihad.”[5]
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Mataram, Raehanul Bahraen, 19 Dzulqo’dah 1433 H
Artikel www.muslimafiyah.com
[1] Syarh Aqidah Al-Wasitiyyah, maktabah Al-Islami
[2] Taisir Karimir Rahmah hal. 560, Maktabah Ar-Risalah, cet. I, 1420 H, Syamilah
[3] Tafsir Ibnu Katsir 5/493, Darut Thaiyyah, cet. II, 1420 H, Syamilah
[4] HR. Al-Bukhari no. 2817 dan Muslim no. 1877
[5] Syarh Shahihh Bukhari libni Batthal 5/30, Maktabah Ar-Rusyd, Riyadh, cet. II, 1423 H, symilah
Artikel asli: https://muslimafiyah.com/kelak-ingin-kembali-lagi-ke-dunia-orang-kafir-muslim-yang-lalai-dan-penghuni-surga.html